Food Safety Management System (FSMS) Integration ISO 22000:2018

                Kontaminasi makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia, yang menyebabkan penyakit bawaan makanan yang menyerang manusia setiap tahunnya. Kontaminasi makanan biasanya terjadi ketika partikel asing seperti mikroorganisme, bahan kimia, dan serangga yang hadir. Dalam industri pangan, kontaminasi makanan merupakan masalah serius yang berdampak pada kesehatan konsumen dan reputasi bisnis. Kontaminasi makanan dapat terjadi di berbagai tahap produksi, dari pengolahan bahan mentah hingga distribusi ke konsumen.

                Permasalahan kontaminasi makanan bukanlah hal yang dapat dianggap remeh. Kelalaian sekecil apa pun dalam proses produksi, penyimpanan, hingga distribusi dapat berakibat serius terhadap kesehatan konsumen dan reputasi produsen. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem manajemen yang terstruktur dan dapat diandalkan untuk mengendalikan risiko-risiko tersebut secara menyeluruh. Salah satu sistem yang dirancang khusus untuk menjawab tantangan ini adalah ISO 22000:2018, sebuah standar internasional yang berfokus pada manajemen keamanan pangan.

               ISO adalah singkatan dari International Organization for Standardization, yaitu sebuah organisasi internasional non-pemerintah yang menetapkan standar internasional di berbagai bidang—mulai dari sistem manajemen, teknologi, keselamatan, hingga efisiensi produk dan layanan.

                   Organisasi ini didirikan pada tahun 1947 dan berkantor pusat di Jenewa, Swiss. Tujuannya adalah untuk mendorong standarisasi global, agar produk, sistem, dan layanan bisa diterima secara internasional, aman, dan berkualitas.

                  International Organization for Standarization (ISO) merupakan suatu organisasi internasional yang bertugas untuk membuat dokumen penetap standar internasional yang meliputi kebutuhan, spesifikasi, panduan atau karakteristik yang digunakan untuk menjamin bahan, proses dan produk bahkan pelayanan sesuai dan cocok dengan tujuan yang dimaksudkan. Tujuan terpenting ISO adalah memastikan bahwa mutu yang diberikan suatu perusahaan tetap terjaga hingga mencapai konsumen. Upaya ini disebut dengan manajemen mutu (Fauzi, 2019).

               Sebelum memahami lebih jauh tentang bagaimana ISO diterapkan, penting untuk mengenal terlebih dahulu berbagai jenis standar ISO yang umum digunakan. Setiap standar ISO memiliki fokus dan tujuan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan masing-masing organisasi. Berikut ini adalah macam-macam standar ISO yang paling umum beserta fungsinya.

                   ISO di Bidang Sistem Manajemen (paling umum digunakan di perusahaan):

  • ISO 9001 adalah standar untuk Sistem Manajemen Mutu. Fokusnya pada peningkatan kualitas produk/jasa dan kepuasan pelanggan.
  • ISO 14001 adalah standar untuk Sistem Manajemen Lingkungan. Mengatur bagaimana perusahaan mengelola dampak lingkungan dari kegiatannya.
  • ISO 45001 adalah standar untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Digunakan untuk menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat.
  • ISO 22000 adalah standar untuk Sistem Manajemen Keamanan Pangan. Cocok untuk industri makanan agar produknya aman dikonsumsi.
  • ISO 50001 adalah standar untuk Manajemen Energi. Membantu perusahaan mengelola energi secara efisien dan mengurangi konsumsi energi.
  • ISO 37001 adalah standar untuk Sistem Manajemen Anti Penyuapan. Tujuannya untuk mencegah praktik suap dan korupsi dalam organisasi.

                    ISO di Bidang Produksi dan Industri Khusus:

  • ISO 13485 adalah standar sistem manajemen mutu untuk industri perangkat medis, misalnya alat kesehatan.
  • ISO 22222 digunakan untuk layanan keuangan pribadi, seperti perencana keuangan.
  • ISO 39001 mengatur sistem keselamatan lalu lintas jalan, misalnya untuk perusahaan transportasi.
  • ISO 28000 digunakan untuk mengelola keamanan dalam rantai pasok (logistik)
  • ISO 55001 adalah standar untuk manajemen aset, seperti mesin produksi, gedung, atau infrastruktur.
                    ISO untuk Laboratorium dan Pengujian:

  • ISO/IEC 17025 adalah standar yang digunakan oleh laboratorium pengujian dan kalibrasi untuk menunjukkan kompetensi teknisnya.
  • ISO 15189 khusus digunakan untuk laboratorium medis, terutama di bidang kesehatan, untuk memastikan hasil uji yang akurat dan dapat dipercaya.

               Salah satu ISO yang akan dibahas kali ini ialah ISO 22000, ISO 22000 yang juga dikenal sebagai Sistem Manajemen Keamanan Pangan (FSMS) adalah standar internasional yang dapat diaudit (Codex Alimentarius, 2009). Standar ini memastikan pasokan makanan yang aman di seluruh rantai pasokan dan menyediakan kerangka kerja sistem yang diharmonisasikan secara internasional untuk pendekatan global. ISO 22000 menggabungkan titik kontrol kritis dan sistem analisis bahaya dalam bentuk yang jauh lebih baik untuk menghasilkan FSMS yang dapat diaudit dengan lebih efektif. Standar ini mendukung kesesuaian layanan dan produk untuk perdagangan internasional dengan memastikan keandalan, kualitas makanan, dan keamanan pangan (Panghal et al., 2018).

            Standar Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000:2018 mencakup pencegahan, penghapusan, dan pengendalian bahaya keamanan pangan, mulai dari lokasi produksi hingga titik konsumsi. Karena bahaya keamanan pangan dapat terjadi pada setiap tahap proses, Perusahaan yang terlibat dalam rantai pasokan makanan harus menerapkan pengendalian bahaya yang memadai. Menjaga keamanan pangan hanya dapat dilakukan dengan upaya gabungan dari semua pihak yang terlibat termasuk produsen, pengecer, konsumen akhir, dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan regulator (Purwanto, dkk. 2020)

          Sejumlah studi dan regulasi internasional telah dikembangkan untuk memastikan sistem manajemen keamanan pangan yang efektif, yakni standar ISO 22000:2018. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Purwanto Agus et al. (2018) yang menyimpulkan bahwa ISO 22000 meningkatkan kapasitas informasi perusahaan dan lingkungan informasi menjadi faktor kunci untuk adopsi sistem manajemen keamanan dan kualitas makanan yang efisien. Selain itu penerapan ISO 22000:2018 menunjukan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis. 

            Penelitian pada studi kasus di PT. Alam Jaya Seafood, perusahaan pengolahan makanan laut beku di Surabaya yang ingin mempersiapkan diri untuk mendapatkan sertifikasi ISO 22000:2018. Meskipun telah memiliki sertifikasi HACCP, perusahaan belum memiliki alat ukur mandiri untuk menilai kesiapan sistem manajemen keamanan pangannya. Oleh karena itu, peneliti merancang sistem self-assessment berbasis metode Baldrige Scoring dengan pendekatan ADLI (Approach, Deployment, Learning, Integration). Rancangan ini mencakup 118 pertanyaan yang disusun berdasarkan klausul 4 hingga 10 ISO 22000:2018, serta daftar 26 dokumen wajib yang harus dipenuhi. Penilaian dilakukan oleh pihak internal sesuai tanggung jawab masing-masing, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki sistem sebelum audit eksternal dilakukan.

A. Fitur utama dari standar ISO 22000:2018 meliputi:

- Pemikiran Berbasis Risiko: ISO 22000:2018 menekankan pendekatan proaktif terhadap keamanan pangan melalui pemikiran berbasis risiko, di mana organisasi mengidentifikasi potensi bahaya dan menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk mengendalikan risiko ini.

- Pendekatan Proses: Standar ini mendorong organisasi untuk mengelola proses yang saling terkait sebagai sebuah sistem untuk efektivitas organisasi.

- Siklus PDCA: Siklus Rencana-Lakukan-Periksa-Tindak (PDCA) adalah pusat dari ISO 22000:2018, memfasilitasi peningkatan berkelanjutan dan memastikan bahwa sistem manajemen keamanan pangan tetap efektif dan mutakhir.

- Dokumentasi dan Ketertelusuran: Dokumentasi yang kuat dan ketertelusuran adalah komponen penting dari ISO 22000:2018, yang memungkinkan organisasi untuk melacak riwayat, aplikasi, dan lokasi suatu produk melalui identifikasi yang terekam.

               Menurut Lee et al. (2021), implementasi sistem manajemen keamanan pangan (FSMS) dengan ISO 22000:2018 sangat penting untuk meningkatkan keselamatan pangan di industri. FSMS tidak hanya mengurangi risiko kontaminasi dan penurunan kualitas pangan, tetapi juga membantu meningkatkan efisiensi produksi dan kepatuhan terhadap regulasi. Penulis menekankan bahwa integrasi ISO 22000 dengan alat manajemen lainnya, seperti HACCP, HAZOP, dan FMEA, dapat menciptakan sistem yang lebih proaktif dalam mencegah bahaya pangan.

    1. Peran Penting FSMS (ISO 22000:2018)

Sistem manajemen keamanan pangan sangat krusial dalam mencegah wabah penyakit akibat makanan, terutama untuk usaha kecil dan menengah yang rawan terhadap kesalahan produksi.

    2. Fondasi: PRP dan HACCP

Keberhasilan FSMS bergantung pada implementasi Prerequisite Programs (PRPs) dan HACCP. PRPs seperti GMP dan SSOP wajib dijalankan untuk memastikan lingkungan produksi yang aman.

    3. Studi Kasus Listeria monocytogenes

Jurnal ini mengangkat kasus nyata wabah Listeria monocytogenes yang menunjukkan dampak buruk dari kurangnya budaya keamanan pangan dan ketidakterlibatan manajemen dalam pengawasan mutu.

    4. Integrasi dengan Alat Manajemen Risiko Lain

ISO 22000:2018 dapat diperkuat dengan alat seperti HAZOP, FMEA, Diagram Ishikawa, dan Analisis Pareto untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi bahaya secara proaktif.

    5. Manfaat Implementasi

Implementasi FSMS dengan ISO 22000:2018 dapat meningkatkan budaya keamanan pangan, menekan risiko kontaminasi, dan memastikan produk memenuhi standar mikrobiologis yang diakui secara internasional.


Daftar Pustaka

Rihawi Bayan. (2024). The impact of ISO 22000:2018 on food facilities performance with multiple production lines. CYTA – JOURNAL OF FOOD 2024, VOL. 22, NO. 1


Purwanto Agus et al. (2018). The Effect of Implementation Integrated Management System ISO 9001, ISO 14001, ISO 22000 and ISO 45001 on Indonesian Food Industries Performance. Indonesia: Pelita Harapan University


Fauzi Cyntia Lily. (2019). REVIEW: ANALISIS PENGARUH SERTIFIKASI ISO SEBAGAI SISTEM MANAJEMEN MUTU TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. Bandung: Universitas Padjajaran

Lee, J. C., Daraba, A., Voidarou, C., Rozos, G., El Enshasy, H. A., & Varzakas, T. (2021). Implementation of food safety management systems along with other management tools (HAZOP, FMEA, Ishikawa, Pareto): The case study of Listeria monocytogenes and correlation with microbiological criteria. Foods, 10(9), 2169.

Kusuma, J., & Rahardjo, J. (2022). Perancangan self-assessment ISO 22000:2018 dengan metode Baldrige scoring di PT. Alam Jaya Seafood. Jurnal Titra, 10(2), 185–192.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolom Kromatografi Dan Prinsip Kerjanya

Segitiga Api dan Rahasia Dibalik Nyala Api

Benarkah Madu Tidak Bisa Kedaluwarsa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!