Penyebab Bensin Beraroma Enak dan Rasanya dingin

 


            Minyak bumi juga dapat disebut petroleum yang asalnya dari bahasa Yunani yaitu dari kata petrus dan oleum serta oleus, petrus adalah batu & oleus adalah minyak. Minyak bumi merupakan cairan kental coklat kehitaman yang tersusun oleh beberapa senyawa hidrokarbon secara kompleks. Seperti yang kita tahu bahwa minyak maupun gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang paling dibutuhkan dalam berbagai bidang sesuai kebutuhannya masing-masing, salah satu penggunaannya yaitu terhadap industri, transportasi, serta di berbagai bidang kegiatan rumah tangga. Ada yang menyatakan bahwa, konversi dari energi cahaya dapat menghasilkan energi listrik, dimana tidak mendapatkan sisa hasil buangannya sama halnya seperti pembakaran BBM dan juga hasil dari beberapa bahan bakar fosil yang lain. Materi sedimen organik dan minyak mentah mengandung berbagai senyawa (biomarker) untuk menentukan jenis senyawa yang terdapat pada organisme tertentu.        
    
            Bensin sendiri merupakan produk hasil destilasi minyak bumi atau crude oil. Destilasi adalah suatu teknik pemurnian dan pemisahan suatu zat cair berdasarkan tingkat volatilitas dan titik didih dari komponen-komponennya. Pada pengolahan minyak bumi, destilasi yang digunakan adalah destilasi bertingkat atau fraksionisasi ini prinsipnya didasarkan pemisahan fraksi-fraksi dengan perbedaan titik didihnya. Fraksi-fraksi tersebut dimurnikan dan diubah struktur molekulnya, setelah itu dibebaskan dari pengotornya dan terakhir ditambah bahan aditif untuk menjadi produk yang dapat dimanfaatkan. Minyak mentah mula-mula dipanaskan dalam sebuah tanur tinggi pada tekanan 1 atm pada suhu ±350 derajat Celsius. Tujuan dari pemanasan dalam pengelolaan ini untuk terpisahnya fraksi-fraksi yang terkandung di dalam minyak bumi. Dapat diketahui bahwa semakin rendah titik didih maka fraksi tersebut akan terletak di bagian atas pada tanur, sedangkan semakin tinggi titik didih maka fraksi tersebut akan terletak di bagian bawah pada tanur. Perbedaan titik didih yang menyebabkan fraksi akan terpisah. Berikut gambar pemisahan fraksi minyak bumi berdasarkan titik didih yang rendah sampai yang tinggi:


Berdasarkan gambar di atas ada 8 fraksi yang dihasilkan dalam pengolahan minyak mentah secara destilasi. Pada fraksi gas terjadi pada suhu <30 derajat Celsius dengan jumlah atom karbon 1-4. Dimana fraksi gas berfungsi dalam kehidupan sehari hari sebagai gas LPG dan produk petrokimia dalam industri petrokimia. Pada fraksi petroleum eter terjadi pada suhu 30-60 derajat Celsius dengan atom karbon 5-6. Adapun kegunaan petroleum eter dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai pelarut non polar dan pelarut bersih. Pada fraksi naftan atau ligronin terjadi pada suhu 60-100 derajat Celsius dengan jumlah atom karbon 6-7 bisanya digunakan sebagai zat aditif dan pelarut non polar. Pada fraksi bensin yang mana terjadi pada suhu 40-200 derajat Celsius dengan jumlah atom karbon 5-10 yang berfungsi sebagai bahan bakar kendaraan. Pada fraksi kerosin atau minyak tanah yang mana terjadi pada suhu 175-325 derajat Celsius dengan jumlah atom karbon 12-18 yang berfungsi sebagai minyak tanah dan avtur (mesin jet). Pada fraksi solar yang terjadi pada titik didih 250-400 derajat Celsius dengan jumlah atom karbon >12 dan berfungsi sebagai penghidup mesin diesel. Pada fraksi oli memiliki titik didih 350-500 derajat Celsius dengan atom karbon >20 yang biasanya digunakan sebagai minyak pelumas. Dan terakhir pada fraksi residu dengan titik didih >500 derajat Celsius dengan jumlah atom C >25 yang digunakan sebagai lilin, parafin dan aspal.

Bensin merupakan campuran kompleks yang terutama terdiri atas senyawa-senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon di dalam bensin terdiri atas parafin (Alkana) dengan formula CnH2n+2 dengan struktur rantai, Naftalena CnH2n dengan struktur ring aromatik (Benzena & Naftalena) dengan formula CnH2n6 dan CnH2n-12 dengan struktur ring (Edward E Obert, 1973). Sebagai contoh bensin dalam kehidupan kita yaitu pertalite. Menurut (Luthfi. M., 2017), sebagai bahan bakar cair, pertalite dan premium adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, dimana molekulnya dapat bergerak bebas. Baik pertalite dan premium adalah campuran berbagai hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naftena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan hidrogennya. Hasil uji komposisi pertalite dan premium disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut : 


Dari data di atas dapat diketahui bahwa penyebab bensin memiliki aroma yang khas disebabkan oleh senyawa benzena. Benzena merupakan salah satu komponen dalam bensin untuk meningkatkan nilai oktan bensin (ATSDR, 2007). Benzena berasal dari senyawa hidrokarbon aromatik yang tidak memiliki warna, memiliki sifat toksik, dan mencemari lingkungan sekitar. Pencemaran benzena terhadap lingkungan berakibat kadar benzena di lingkungan tinggi sehingga mengganggu kesehatan (Rusdiyanto, 2017).

Benzena memiliki aroma yang khas karena struktur molekulnya yang unik. Molekul benzena terdiri dari enam atom karbon yang berikatan dalam suatu cincin, dengan satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom karbon. Keunikan struktur ini menyebabkan benzena memiliki ikatan phi yang terkonjugasi antar atom karbon, yang diklasifikasikan sebagai hidrokarbon aromatik. Ikatan phi kontinu ini memberikan benzena sifat khusus yang memungkinkan molekul tersebut untuk menyebar secara merata di dalam ruang, yang pada gilirannya menyebabkan aroma yang khas dan harum yang dikenal. Dalam benzena, atom karbon dalam cincin tersebut dapat berbagi elektron melalui ikatan phi, yang memungkinkan molekul untuk menampilkan beberapa bentuk resonansi. Ini menyebabkan molekul benzena memiliki beberapa bentuk yang berbeda, yang semuanya dapat berkontribusi pada aroma yang dihasilkan. Resonansi ini juga menyebabkan molekul benzena menjadi stabil, yang penting untuk menjaga aroma yang khasnya selama waktu yang lama.

Bensin terasa dingin di kulit karena fenomena fisika yang dikenal sebagai "efek evaporasi". Ketika bensin dikontak dengan kulit, proses evaporasi terjadi, di mana molekul bensin dipercepat dan naik ke dalam udara. Proses ini mengurangi suhu rata-rata di permukaan bensin, membuatnya terasa dingin di kulit (Edward E Obert, 1973).

Evaporasi adalah proses di mana molekul cairan naik ke dalam udara dan menjadi gas. Dalam kasus bensin, molekul bensin yang berada di permukaan dapat naik ke dalam udara dengan cepat, mengurangi suhu rata-rata di permukaan bensin. Ini berbeda dengan gesekan antara angin dan kulit, di mana gesekan menghasilkan energi panas, bukan mengurangi suhu (Edward E Obert, 1973).

Selain itu, bensin memiliki titik didih yang rendah dibandingkan dengan air, yaitu sekitar 100 derajat Celsius. Ini berarti bahwa bensin dapat menjadi cairan pada suhu yang lebih rendah dibandingkan air, yang juga berkontribusi pada perasaan bahwa bensin terasa dingin di kulit (Edward E Obert, 1973).


REFERENSI 

ATSDR. (2007). Toxicological Profile for Benzene. In ATSDR’s Toxicological Profiles. https://doi.org/10.1201/9781420061888_ch38.

Edward F Obert. (1973). Internal Combustion Engines and Air Polution. London: Harper & Row.

Luthfi. M. et al. (2017). Uji Komposisi Bahan Bakar dan Emisi Pembakaran Pertalite dan Premium. Jurnal Teknologi Universitas Muhammadiyah  Magelang: Magelang.

Rusdiyanto. (2017). Industri Pengolahan Minyak Bumi Di Indonesia. Jurnal FMIPA Universitas Negeri Padang: Padang.

Yusron. Z. (2007). Analisis Campuran Bahan Bakar Bensin Dengan Minyak Tanah Pada Pompa Air Agar Biaya Murah. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 10(2), 155 – 167.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolom Kromatografi Dan Prinsip Kerjanya

Segitiga Api dan Rahasia Dibalik Nyala Api

Benarkah Madu Tidak Bisa Kedaluwarsa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!