Hubungan Petir dan Ilmu Kimia
Petir didefinisikan sebagai pelepasan
listrik alami yang terjadi di atmosfer, biasanya antara awan yang bermuatan
atau antara awan dan tanah. Proses ini dipicu oleh akumulasi muatan listrik
yang terjadi akibat pergerakan partikel-partikel air dan es di dalam awan.
Ketika perbedaan potensial listrik di antara area-area bermuatan tersebut cukup
besar, listrik dilepaskan dalam bentuk kilatan yang kita kenal sebagai petir. Menurut Christian et al. (2003), petir terjadi sekitar 1,4 miliar kali per tahun
di seluruh dunia, memberikan kontribusi signifikan terhadap dinamika atmosfer
dan memicu serangkaian reaksi kimia di atmosfer bumi. Petir tidak hanya
merupakan fenomena fisika, tetapi juga memainkan peran penting dalam berbagai
proses kimia yang terjadi di atmosfer, terutama dalam pembentukan
senyawa-senyawa nitrogen oksida (N2O) dan ozon, serta dalam siklus nitrogen
global.
Proses Kimia Selama Terjadinya Petir
Petir terjadi ketika muatan listrik yang terakumulasi di
awan atau antara awan dan permukaan bumi mencapai titik kritis, menghasilkan
pelepasan energi yang sangat besar dalam bentuk kilatan cahaya dan suara. Saat
petir terjadi, energi yang dihasilkan mencapai suhu lebih dari 30.000°C, jauh
lebih panas daripada permukaan matahari. Suhu ekstrem ini memicu serangkaian
reaksi kimia yang memecah molekul nitrogen (N2) dan oksigen (O2) di udara
menjadi atom-atom bebas.
Menurut penelitian oleh Ravishankara et al. (2009), petir menyebabkan ionisasi dan
disosiasi molekul di atmosfer. Proses ini menghasilkan nitrogen dioksida (NO2),
ozon (O3), dan nitrogen oksida (N2O), terutama nitrogen monoksida (NO). Senyawa
N2O ini berperan penting dalam siklus nitrogen dan memiliki efek langsung pada
kualitas udara, yang kemudian berdampak pada kesehatan manusia serta perubahan
iklim.
Pembentukan Ozon di Atmosfer
Salah satu dampak kimia penting dari petir adalah
pembentukan ozon di lapisan troposfer.
Ozon, meskipun sering dianggap sebagai polutan di lapisan troposfer, memiliki
peran penting dalam menyerap radiasi ultraviolet di stratosfer. Proses
pembentukan ozon dari petir terjadi melalui mekanisme sebagai berikut: ketika
petir memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom-atom oksigen (O), atom-atom
ini kemudian bereaksi
dengan molekul oksigen
lainnya untuk membentuk ozon
(O3). Menurut studi oleh Schumann dan
Huntrieser (2007), sekitar 10-15% ozon di lapisan troposfer terbentuk dari
aktivitas petir . Reaksi ini memberikan kontribusi penting terhadap komposisi kimia atmosfer bumi.
Pengaruh Petir pada Siklus Nitrogen
Selain pembentukan ozon, petir juga memainkan peran penting dalam siklus nitrogen. Atmosfer bumi terdiri dari sekitar 78% nitrogen dalam bentuk gas nitrogen (N2), yang merupakan molekul yang sangat stabil dan sulit bereaksi. Namun, energi petir yang besar mampu memecah molekul nitrogen ini, memfasilitasi pembentukan senyawa nitrogen yang reaktif seperti nitrogen oksida (N2O). Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Price et al. (1997), senyawa N2O yang dihasilkan dari petir kemudian dapat bereaksi lebih lanjut dengan air di atmosfer untuk membentuk asam nitrat (HNO3), yang selanjutnya berkontribusi pada hujan asam.
Selain itu, senyawa N2O yang terbentuk juga berperan
dalam proses fiksasi nitrogen alami, di mana nitrogen dari atmosfer diubah
menjadi bentuk yang lebih mudah digunakan oleh tanaman dan organisme lainnya.
Fiksasi nitrogen ini sangat penting untuk kelangsungan kehidupan di bumi,
terutama dalam mendukung pertumbuhan tanaman yang menjadi sumber pangan bagi
manusia.
Dampak Lingkungan dan Kesehatan
Meskipun petir memiliki peran penting dalam pembentukan
senyawa-senyawa kimia yang dibutuhkan
untuk keseimbangan ekosistem, dampak negatifnya terhadap lingkungan dan
kesehatan juga tidak dapat diabaikan. Studi oleh Finlayson-Pitts dan Pitts (2000) menunjukkan bahwa N2O dan ozon
yang dihasilkan dari petir dapat menyebabkan polusi udara, terutama di daerah
urban. Polusi ozon troposfer dapat merusak tanaman, mengganggu sistem
pernapasan manusia, dan berkontribusi pada pemanasan global .
Selain itu, hujan asam yang dihasilkan dari pembentukan
asam nitrat akibat N2O dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem air tawar,
mengganggu pertumbuhan tanaman, serta mempercepat korosi bangunan dan monumen.
Proses Terjadinya Petir (https://youtu.be/JpRxB0RdtDw?si=l5Z1jphFfelW0h0K)
1. Terjadi proses pembentukan awan cumbolonius, yaitu awan penghasil hujan.
2. Semula kristal-kristal es pembentukan awan ini bermuatan
netral.

3.
Namun, karena adanya angin maka Kristal es ini akan
saling bergesekan dan berbenturan sehingga terjadi pelepasan muatan yang
menyebabkan kristal es bermuatan positif dan negatif.
4.
Kristal es berat biasanya bermuatan negatif,
sedangkan kristal es ringan bermuatan positif. Oleh karena itu, Kristal es yang
muatan positif terpisah dan berada di awan bagian
atas dan muatan negatif terkumpul di awan bagian bawah.
5.
Sedangkan permukaan tanah bermuatan positif. Oleh
Karena itu, ketika ada potensial antara awan dan tanah maka terjadilah
pelepasan muatan negatif ke tanah.
6.
Di saat pelepasan ini disertai kilatan cahaya dan
energi yang besar yang biasanya kita sebut dengan petir dan pada saat muatan
negatif mampu menembus ambang batas isolasi udara maka terjadi ledakan
suara yang kita dengar sebagai Guntur.
REFERENSI
Christian, H. J., Blakeslee, R. J.,
Boccippio, D. J., Boeck, W. L., Buechler, D. E., Driscoll, K. T., ... & Stewart,
M. F. (2003). Global frequency and distribution of lightning as observed from space by the Optical
Transient Detector. Journal of Geophysical Research: Atmospheres, 108(D1).
Finlayson-Pitts, B. J., & Pitts Jr, J. N. (2000). Chemistry
of the upper and lower atmosphere: theory, experiments, and
applications. Academic Press.
Price,
C., Penner, J., & Prather,
M. (1997). NOx from lightning: 2. Constraints from the
global atmospheric electric circuit. Journal of Geophysical Research:
Atmospheres, 102(D5), 5929-5941.
Ravishankara, A. R., Daniel,
J. S., & Portmann, R. W. (2009).
Nitrous oxide (N2O):
the dominant ozone-depleting substance emitted in the 21st century.
Science, 326(5949), 123-125.
Schumann, U., & Huntrieser, H. (2007). The global lightning-induced nitrogen oxides
source. Atmospheric Chemistry and Physics, 7(14), 3823-3907.
Komentar
Posting Komentar