Tahukah Kalian, Mengapa Sabun Dapat Membersihkan Minyak dan Kotoran?


Sabun merupakan bahan yang dipakai untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali (natrium atau kalium hidroksida), dan trigliserida dari asam lemak rantai karbon C16. Sabun dibuat secara kimia melalui proses reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisis oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut kemudian akan diolah kembali untuk menyempurnakannya hingga kemudian sampai ke pemakai (Jongko, 2009).

Sabun juga merupakan senyawa natrium dengan asam lemak yang dipakai untuk membersihkan tubuh, pakaian, alat masak, dan lainnya. Sabun memiliki bentuk yang padat dan ada juga yang cair, dengan busa atau tanpa zat tambahan lain serta tidak menimbulkan iritasi terhadap kulit. Penyusun utama pembuatan sabun terdiri dari asam lemak dan garam sodium atau potasium. Asam lemak yang berikatan dengan garam sodium (NaOH) akan menghasilkan sabun padat (hard soap), sedangkan asam lemak yang berikatan dengan garam potasium (KOH) akan menghasilkan sabun cair (soft soap).

Fungsi utama sabun adalah sebagai pembersih. Sabun dapat menurunkan tegangan permukaan air, sehingga memungkinkan air membasahi bahan yang dicuci dengan lebih efektif, sabun bertindak sebagai zat pengemulsi untuk mendispersikan minyak atau lemak dan sabun teradsorpsi pada butiran kotoran. Sabun dapat menghilangkan kotoran dan minyak karena struktur kimia sabun terdiri dari bagian yang bersifat hidrofil pada rantai ionnya, dan bersifat hidrofobik pada rantai karbonnya. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni kumpulan 50–150 molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya yang menghadap ke air (Fessenden & Fessenden, 1992).

Dalam menghilangkan kotoran dan minyak, bagian yang bersifat hidrofobik pada sabun akan larut dalam minyak dan mengepung kotoran minyak, sedangkan bagian hidrofilik akan terlepas dari permukaan yang dibersihkan dan terdispersi dalam air sehingga dapat dicuci. Sabun merupakan salah satu kebutuhan utama untuk didapatkan standar kebersihan yang baik dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kebutuhan pokok, Namun sabun bukan termasuk ke dalam kelompok kebutuhan primer. Pemenuhan akan sabun sering kali dianggap sebagai kebutuhan sekunder, karena kebutuhan primer (sandang, pangan, papan) merupakan kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi setiap hari. Konsumsi sabun yang terus menerus setiap harinya, menyebabkan kebutuhan pengadaan sabun yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Sumber: wowcang.com

Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Untuk keperluan mencuci piring dan peralatan masak lainnya, kegunaan sabun cair telah meluas dan banyak dipilih masyarakat dibandingkan sabun batangan dan sabun colek. Keunggulan sabun cair yakni lebih higienis karena biasanya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat. Pada prinsipnya dalam pembuatan sabun cair ini tidak memerlukan bahan dan peralatan yang rumit. Dalam satu paket kecil bahan baku pembuatan sabun dapat menghasilkan berliter-liter sabun cair. Sehingga produk sabun yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-hari dan juga dapat dijadikan sebagai industri rumah tangga (Pasir & Hakim, 2014).

Salah satu jenis sabun yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sabun pencuci piring. Meskipun sabun bukan merupakan kebutuhan primer, tetapi konsumsi sabun yang terus menerus setiap harinya, menyebabkan kebutuhan pengadaan sabun yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Melihat peluang tersebut, maka banyak sekali produk-produk sabun cair yang bisa ditemukan pada berbagai jenis pasar. Sabun cair adalah jenis sabun yang berbentuk liquid (cairan) sehingga mudah dituangkan dan menghasilkan busa yang lebih banyak dan tampak lebih menarik. Sabun cair dibuat dengan semi boiled process yang menggunakan bantuan panas pada proses pembuatannya. Bahan-bahan pembuatan sabun dapat dengan mudah ditemukan di toko kimia terdekat. Bahan dasar pembuatan sabun cair meliputi SLS, texapon dan garam serta bahan aditif seperti parfum, pengawet, pengental dan zat pewarna.


Daftar pustaka


Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S. (1992). Kimia Organik, Jilid 2. Edisi ketiga. Penerbit 

Erlangga, Jakarta.

Jongko. (2009). Sabun Kecantikan: Teori dan Praktek Membuat Sabun Beauty di Rumah. 

Jakarta: Duraposita Chemistry.

Pasir, S dan Hakim, S. (2014). Penyuluhan Dan Praktik Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair. 

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol.3, No.3, Hlm 155-158.

        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolom Kromatografi Dan Prinsip Kerjanya

Segitiga Api dan Rahasia Dibalik Nyala Api

Benarkah Madu Tidak Bisa Kedaluwarsa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!