Macam-Macam Kondensor dan Perbedaannya

Types of Laboratory Condensers

    Pada laboratorium kimia sangat penting adanya kondensor, dimana berbagai percobaan kimia dibutuhkan unyuk ekstraksi, saponifikasi, destilasi esterifikasi dan lainnya seperti pada kimia organik. Kondensor merupakan alat laboratorium yang digunakan untuk mendinginkan uap panas dengan beberapa metode kimia menjadi fasa cair. Kondensor berasal dari kata “kondensasi” yang berarti perubahan zat gas menjadi zat cair karena perubahan suhu, dimana dalam prinsip kondensasi terjadi seperti pengembunan. 

    Kondensor terbuat dari bahan kaca atau gelas yang terdiri dari satu atau dua tabung dimana biasanya tabung yang lebih kecil berada di dalam tabung yang lebih besar. Kondensor umumnya digunakan bersamaan dengan alat destilasi dan refluks sebagai bagian utama dalam alat tersebut. 

    Kondensor memiliki prinsip kerja dengan menurunkan suhu uap secara drastis atau kondensasi dimana zat yang dipanaskan akan menghasilkan uap ke atas, kemudian dengan adanya aliran air dalam kondensor akan menurunkan suhu uap tersebut sehingga uap akan kembali jatuh dalam bentuk titik-titik air maka suhu uap yang tinggi berubah menjadi fasa cair saat terkena permukaan kondensor yang memiliki suhu rendah dengan adanya aliran air. Pada sistem kondensor volume zat yang dipanaskan akan tetap atau konstran karena tidak ada uap yang keluar lepas ke udara maka tidak ada perubahan volume.

    Pada laboratorium umunya digunakan kondensor liebig, allihn, dan graham berikut di bawah ini penjelasannya: 

1.     Kondensor Liebig 

Kondensor ini memiliki tipe tabung dalam yang berbentuk lurus dimana kondensor liebig menjadi kondensor yang paling sederhana dibandingkan jenis kondensor lainnya. Pada umumnya kondensor liebig digunakan dalam proses destilasi sederhana yakni pemisahaan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang signifikan atau cukup jauh. 

2.     Kondensor Allihn

Kondensor ini juga dikenal dengan kondensor bola dimana pada bagian pipa pengalir uapnya berbentuk seperti bola. Bentuk bola tersebut berfungsi untuk meningkatkan luas permukaan kondensor sehingga akan lebih banyak bagian yang mengalami kontak dengan permukaan maka kondensasi akan berlangsung lebih cepat. Pada umumnya kondensor allihn digunakan dalam proses refluks yakni Teknik destilasi yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya kondensat ke dalam system asalnya yang memiliki perbedaan titik didih yang kecil. 

3.     Kondensor graham 

Kondensor graham atau juga dikenal dengan kondensor koil dimana pada bagian pipa pengalir uapnya berbentuk spiral. Bentuk spiral tersebut memungkinkan terjadinya proses kondensasi yang lebih optimal karena luas permukaan besar. Fungsi kondensor graham umumnya digunakan dalam proses destilasi yang lebih lanjut untuk memperoleh hasil kondensasi yang lebih optimal jika dibandingkan dengan kondensor liebig. Namun kondensor graham tidak diperuntukkan dalam penggunaan refluks karena bentuknya yang spiral dan sempit.

    Kondensor merupakan alat laboratorium terbuat dari bahan kaca/gelas yang digunakan untuk mendinginkan uap panas dengan beberapa metode kimia menjadi fasa cair.

    Kondensor memiliki prinsip kerja dengan menurunkan suhu uap secara drastis atau kondensasi dimana zat yang dipanaskan akan menghasilkan uap ke atas, kemudian dengan adanya aliran air dalam kondensor akan menurunkan suhu uap tersebut sehingga uap akan kembali jatuh dalam bentuk titik-titik air.

Pembeda

Kondensor Liebig

Kondensor Allihn

Kondensor graham

Bentuk dalam tabung

Lurus

Bola-bola

Spiral

Fungsi

Destilasi sederhana

Refluks

Destilasi tingkat lanjut

Suhu pemisahan zat berbeda

memiliki selisih titik didih yang jauh/signifikan

memiliki selisih titik didih yang kecil

Tidak memiliki selisih titik didih yang jauh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolom Kromatografi Dan Prinsip Kerjanya

Segitiga Api dan Rahasia Dibalik Nyala Api

Benarkah Madu Tidak Bisa Kedaluwarsa? Ini Penjelasan Ilmiahnya!