DIAM
Seharusnya tidak kukatakan…
Sepucuk kalimat yang menjadikan
kisah ini begitu tak tertahankan
Seharusnya tidak kuucapkan…
Sepenggal pertanyaan yang membuat
jantung berdetak tidak karuan
Dirinya bukanlah mentari
Yang menyinari kala pagi dan siang hari
Tapi ku tak mengerti
Mengapa senyumnya begitu berseri
Mungkin itu hanya imajinasi
Semenjak “bestie” menjadi panggilan sehari-hari
Sering ku tak kuasa
Menahan lucunya canda dan tawa
Walaupun sebatas chatingan semata
Namun kalah rupanya sang raga
Oleh jokes receh dia dan akal kancilnya
Mungkin aku hanya terlalu percaya
Bahwa penerimaan selalu benar adanya
Karena yang kutau
Tatapanku selalu terpaku
Oleh segala tingkah laku
Dia yang mengisi hari-hariku
Bermaksud ingin berani
Namun tak sadar menggali lubang sendiri
Sampailah waktu yang menghampiri
Bersama dia dalam suatu temu
Yang membawakan kami pada suatu
Pernyataan dan jawaban
yang malah mengantarkan
kami kepada akhir dari perjalanan
Kini sosoknya hanyalah bayangan
Dari flashback suatu pertemuan
Yang tak lain tidak bukan
hanya refleksi sebuah ingatan
Bahwa yang tersisa hanyalah penyesalan
Ingin diriku kembali
Tapi pintu yang tertutup tidak bisa dibuka lagi
Siall..!!!
Apalah dayaku saat ini
Yang tengah duduk berdampingan dengan sepi
Sambil meratapi dan memahami
Apakah “diam” adalah kunci
untuk menjadi lebih berarti
-- Arashii --
Komentar
Posting Komentar